Kawasan Pergudangan



KAWASAN PERGUDANGAN


Kawasan pergudangan yang kedua ini terletak di darat, tepatnya di seberang pelabuhan. Pergudangan ini mempunyai fungsi sebagai tempat penyimpanan barang-barang sebelum atau setelah melakukan proses bongkar muat di pelabuhan. Pergudangan ini berfungsi utama sebagai sebagai pendukung dari gudang yang terdapat di kawasan pelabuhan.


Di kawasan pergudangan ini juga terdapat pujasera/kantin dan masjid sebagai sarana peribadatan. Pujasera ini selain sebagai tempat pemenuhan kebutuhan pokok, dapat berfungsi sebagai untuk melepas lelah sekaligus tempat interaksi bagi antar karyawan untuk menigkatkan keakraban. Masjid sebagai fasilitas peribadatan juga mempunyai fungsi kurang lebih sama, selain sebagai tempat beribadah berfungsi sebagai sarana interaksi antar karyawan.

Terminal Peti Kemas



Terminal peti kemas yang saya buat ini memiliki luas 10,73 ha. Disini juga dilegkapi dengan beberapa alat berat yang digunakan untuk memudahkan pengangkutan peti kemas. Disini juga telah tersedia lampu penerangan untuk terminal peti kemas itu sendiri.

Open Gate Kendaraan Angkut ( Kontainer )




Pintu masuk Kendaraan Angkutan ini berfungsi sebagai tempat registrasi ketika akan memasuki wilayah bongkar muat ataupun terminal peti kemas. Pintu masuk ini mempunyai 7 gate / pintu yang berguna mempermudah akses masuk dan mengurangi antrean kendaraan angkutan. Pintu masuk ini mempunyai total panjang 55,5 m, lebar 10 m dan tinggi 11m.

Jalan Penghubung Daratan dan Pelabuhan




Jalan penghubung ini mempunyai ukuran panjang 1,2 km dan total lebar 30,5 meter. Jalan ini mempunyai 4 ruas jalan . 2 ruas jalan untuk kendaraan kecil (pribadi) dan kendaraan besar (kendaraan angkutan). Total panjang ruas jalan pribadi masing-masing 5 meter. Jalan ini dipisah dengan pemisah jalan dengan lebar 1,5 meter. Untu ruas jalan kendaraan angkutan, mempunyai lebar masing-masing 10,5 meter yang dipisahkan oleh trotoar selebar 1 meter.

Pondasi Dasar Pelabuhan



Pondasi Dasar Pelabuhan mempunyai ketebalan 5,5 meter dan luas +/- 25,11 ha. Ini telah sesuai dengan studi eksisting wilayang teluk lamong.
- Tinggi maksimal di ambang luar 1,5 meter dan di tempat berlabuh sekitar 0,5 meter.
- Pasang surut pada titik tertinggi terjadi maksimum sampai 2,5 meter . Sehingga dengan ukuran 5,5 meter sudah cukup aman dari titik tertinggi.
- Pondasi dibuat karena dasar laut tersebut dangkal dan strukturnya pasir dan lumpur.

Teluk Lamong Prospektif Untuk Terminal Domestik



Lamong bay bisa dikembangkan untuk dermaga domestik. Apalagi, tren pangsa muatan domestik kini juga cukup tinggi hal ini ditandai pangsa muatan kapal domestik cukup cerah. Tren peningkatan antar benua (ocean going) untuk wilayah Indonesia Timur atau Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya selama ini kurang dari lima persen, bahkan pada semester pertama tahun 2008 tidak menunjukkan pertumbuhannya, sedangkan antar pulau (inter island) mencapai 15-20 persen setahun.

Apalagi, Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya yang kini tingkat pemanfaatan dermaganya (berth occupancy ratio/BOR) juga telah mencapai 80 persen, atau butuh pengembangan. Karena itu, jika nantinya tren peningkatan pangsa muatan kapal-kapal domestik terus berlanjut, tidak akan terjadi stagnasi (kemacetan) di pelabuhan tersebut sehingga perlu keseimbangan antara fasilitas dan permintaan layanan.

Guna mengantisipasi hal itu, Teluk Lamong yang semula direncanakan untuk pembangunan dermaga internasional ataupun multipurpose, dapat dialihkan dengan pembangunan dermaga domestik. Apalagi, untuk membangun dermaga internasional dibutuhkan biaya sangat besar, sedangkan untuk membangun dermaga domestik relatif tidak terlalu tinggi, sehingga peluang bisa menggandeng investor yang lebih besar.

Surabaya yang diharapkan dapat menjadi pintu perekonomian Indonesia kawasan timur, akan menjadi tempat yang semakin strategis. Contohnya, potensi perekonomian di Kalimantan yang kini berkembang pesat, tentu membutuhkan pelabuhan untuk mendukung pendistribusian barang dari dan ke daerahnya. Kalimantan tidak hanya kaya tambang seperti batu bara, tetapi juga Crude Palm Oil (CPO). Batu bara selama ini banyak didistribusikan ke Jawa untuk pembangkit listrik, sedangkan CPO dipasok untuk industri di Jawa yang dinilai memiliki skala ekonomis lebih besar.

Seperti diketahui, Teluk Lamong telah ditawarkan kepada investor untuk dikembangkan menjadi wilayah pelabuhan bertaraf internasional. Untuk membangun pelabuhan yang diharapkan berkapasitas hingga 1.138.800 twenty equivalent units (teus) tersebut diperkirakan dibutuhkan dana sekitar Rp 2,5 triliun. Pelabuhan itu semula direncanakan akan beroperasi 2009.

Rencana pembangunan pelabuhan bertaraf internasional di Teluk Lamong hingga kini masih menunggu lampu hijau dari Pemerintah pasca UU 17 tahun 2008 tentang Pelayaran, sementara kondisi pelabuhan di Tanjung Perak sudah mencapai titik kejenuhan dalam menghandel kebutuhan barang-barang baik ekspor, impor maupun di dalam negeri.

Kondisi yang sangat mendesak untuk dibangun adalah penyediaan infrastruktur untuk kebutuhan barang antar pulau, mengingat pertumbuhan cukup pesat, sehingga dibutuhkan pelabuhan yang memadai. Selama ini terjadi antrian yang cukup lama di pelabuhan Tanjung Perak, ada antrian yang menunggu barang ada yang menunggu dermaga.

Menurut informasi, persetujuan pengembangan pelabuhan Kali Lamong yang diberikan Presiden hanya terbatas kepada pengembangan pelabuhan seluas 50 hektar. Sementara, konsep awal akan membangun pelabuhan seluas 500 hektar.

Seperti yang diketahui proyek pembangunan Lamong Bay semestinya sudah mulai digarap tahun 2004, tetapi Pemkot Surabaya belum sepaham dengan Pemprop Jatim sehingga terjadi tarik ulur kepentingan. Sementara, informasi dari hasil studi kelayakan PT (Persero) Pelabuhan Indonesia III yang melibatkan akademisi, pengembangan ke arah Teluk Lamong berlokasi di wilayah pemerintah kota Surabaya dan Pemerintah Kabupaten Gresik. Dan wilayah Teluk Lamong dianggap paling pas untuk dijadikan pengembangan Pelabuhan Tanjung Perak.

Konsep pengembangan Pelabuhan direncanakan di lokasi Teluk Lamong (Lamong Bay), didasarkan atas pertimbangan ekonomi yang mendukung program pemerintah daerah dalam mendorong pertumbuhan ekonomi. Selain itu yang lebih penting lagi, sebagai upaya untuk memudahkan jarak transportasi dalam pendistribusian barang dari pelabuhan (Lamong Bay,red) keseluruh wilayah Jatim maupun sebaliknya lebih dekat. Sehingga dapat mengurangi biaya transportasi karena juga didorong akses jalan menuju tol. Sehingga konsep pengembangan pelabuhan akan diarahkan pada pengembangan relokasi industri barang-barang ekspor maupun impor selain untuk kelancaran barang ke wilayah Indonesia Timur.

WAKTU YANG LAMA

Terlepas dari keinginan pemerintah yang positif tersebut, yang jelas keberadaan pelabuhan sangat ditunggu-tunggu oleh pengguna jasa. Mengingat, Pelabuhan Tanjung Perak kini sudah mengalami kejenuhan kegiatan bongkar muat barang dan peti kemas ekspor maupun impor. Pembangunan sebuah pelabuhan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk dapat digunakan, karena melalui beberapa proses atau tahapan pengkajian sampai pembangunan selesai. Diperkirakan, rencana itu hampir memakan waktu 4 tahun lalu, namun perkembangannnya masih pada urusan administrasi atau birokrasi itupun belum ada tanda-tanda selesai. Bermula pembangunan pelabuhan Kali Lamong yang lokasinya berada sebelah barat tepian Kali Lamong menjorok kearah lokasi pantai Karangkering (Gresik-red). Tetapi rencana itu terputus disebabkan Pemkab Gresik kurang mendukungnya.

Akhirnya rencana ini dibelokkan ke wilayah Pemkot Surabaya, karena Walikota Surabaya sangat mendukung. Bahkan Pelabuhan III sudah melakukan studi kelayakan serta dampaknya terhadap lingkungan (amdal). Sebelumnya, rencana tersebut merupakan rencana pengembangan PT. Terminal Peti Kemas Surabaya (TPS), dengan catatan penumpukkan peti kemas sudah tidak memadai lagi yakni mencapai 1,5 juta teus.

Di TPS arus peti kemas mencapai 1,1 juta teus, sementara kapasitas lapangan penumpukkan setelah ada perluasan lahan mencapai 1,5 juta teus. Sehingga, rencana pengembangan pelabuhan petikemas diprediksikan 5 tahun mendatang.

Selain itu, pembangunan pelabuhan yang bertaraf internasional membutuhkan biaya yang cukup besar investasinya. Kebutuhan untuk kegiatan kapal petikemas sendiri, diperlukan dermaga sepanjang 300 sampai 500 meter. Kedalaman minus 10 meter lebih. Karena panjang kapal petikemas anatara 140 meter sampai 175 meter. Selain dilengkapi CY (Container Yard) juga CC (Container Crane) dan RTG (Ruber Tyred Gantry) dan sarana penunjang lainnya.

Sementara walikota Surabaya, Bambang DH dalam kesempatan lain mengemukakan, sangat mendukung. Karena, dengan adanya pelabuhan akan terjadi relokasi industri-industri yang mengarah produksinya untuk ekspor. Juga kegiatan yang mendatangkan bahan baku untuk pabrik tersebut. Dari perhitungan efisiensi, tentu di Pelahuhan Lamong Bay sangat efisiensi. Sehingga dalam persaingan global, akan dapat bersaing dengan produk luar negeri.

Kaitannya dengan otonomi daerah, kata Bambang DH pihaknya tidak cepat-cepat untuk meminta anggaran untuk sektor PAD. Melainkan sebaliknya memberikan kemudahan perijinan kepada calon investor baru. Sehingga industri yang ada di Lamong Bay dapat dimanfaatkan sepenuhnya oleh investor. Bilamana sudah berkembang industri akan mendatangkan juga nilai tambahnya.

Selain penyerapan tenaga kerja, juga akan tumbuh perdagangan dari multiplier efeknya. Masyarakat Surabaya terutama di kawasan Surabaya Utara akan menikmati secara tidak langsung. Pasokan kebutuhan akan industri baru nantinya akan terlihat juga. Sekarang memang belum terpikirkan, kebutuhan apa saja untuk industri baru tersebut.

Kondisi Fisik Lokasi

- Letak dalam daerah lingkungan kerja (DLKR) Pelabuhan
- Posisi 112° 43’ 22’’ garis Bujur Timur dan 07° 11’ 54’’ Lintang Selatan di Selat Madura, utara Kotamadya Surabaya.
- Batas Fisik
Utara : Selat Madura
Timur : Pelabuhan Tanjung Perak (existing)
Selatan : Teluk Lamong
Barat : Kotamadya Surabaya, Kabupaten Gresik

Profil PERENCANAAN WILAYAH KOTA - ITS

Deskripsi Singkat

Perancanaan Kota dan Regional (sebagai embrio dari department) adalah subjek akademik dalam Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan yang melaksanakan pendidikan akademis atau profesional di bidang urban dan perencanaan regional dengan keterangan-keterangan yang mencirikan koastal dan kelautan.

Profil ITS



Kampus ITS Sukolilo menempati areal seluas 180 hektar dengan luas bangunan seluruhnya kurang lebih 150.000 m2. Selain itu terdapat Kampus Manyar yang dipergunakan oleh Program D-3 Teknik Sipil dengan luas bangunan 5.176 m2 dan Kampus ITS Cokroaminoto yang dipergunakan untuk magister manejemen serta beberapa lembaga kerjasama dengan luas bangunan 4.000 m2.

Staf Pendukung

Mempunyai staf pengajar sebanyak 1012 orang yang terdiri dari 28 orang profesor, 133 orang doktor,434 orang master dan lainnya sarjana lulusan perguruan tinggi terkemuka di luar dan dalam negeri serta profesional di bidangnya, menjadikan ITS sebagai sumber acuan perguruan tinggi lain di kawasan Indonesia Timur.

Staf non akademik berjumlah 1101 orang yang tersebar pada berbagai bagian administrasi mulai dari rektorat sampai jurusan-jurusan, selain ada yang bertugas di laboratorium-laboratorium.

Kapasitas Mahasiswa

Jumlah mahasiswa ITS yang terdaftar pada tahun ajaran 2002/2003 berjumlah 17.672 mahasiswa yang terdiri dari 21 mahasiswa Program Doktor, 1.605 mahasiswa Program Magister, 11.666 mahasiswa Program Sarjana, 4.270 mahasiswa Program D-3 dan Politeknik serta 110 mahasiswa Program D-4. Sampai saat wisuda ke-86 Maret 2003, ITS telah meluluskan sebanyak 37.208 wisudawan. Mereka terdiri dari 1.389 program magister, 22.833 program sarjana, 12.841 program D-3 dan Politeknik, 145 Program D-4 Teknik Kesehatan Lingkungan dan Politeknik.

Kapasitas Akademik

Sampai tahun 2003, ITS memiliki 5 Fakultas dengan 4 Program Doktoral, 12 Program Magister, 22 jurusan/program studi tingkat sarjana (10 jurusan diantaranya juga menyelenggarakan program ekstensi S-1 atau lintas jalur), 6 Program Studi D-3 (5 program diantaranya juga menyelenggarakan program ekstensi D-3), 2 Program Studi D-4 dan 2 Politeknik dengan 8 Program Studi (seluruhnya juga menyelenggarakan program ekstensi).

Tim Kelompok

TIM Kelompok Wilayah Pesisir


Saka Chernadi Putra – 3609100008

Azza Auliyatul Faizah – 3609100009

Raden Mohammad Eddo S. – 3609100010

Luky Pradita – 3609100020

Fachrul Irawan Ali – 3609100025

Jos Oktarina – 3609100037

Ferry Irfan – 3609100060

Nindya Rosita Dewi – 3609100065

Moch. Taufiqul Hakim – 3609100066



Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK)

Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya

2009 -2010